Kisah Ramadhan Nabi Yang menginspirasi

 

9 Kali Ramadhan Sang Nabi ï·º yang Menginspirasi Lintas Generasi

Gen Saladin | @gen.saladin | t.me/gensaladin



Pertanyaan sederhana ini cukup untuk mengetuk jiwa kita: sudah berapa kali kita bertemu Ramadhan? Dan apakah makin bertambah usia, Ramadhan kita semakin berkualitas?



Jika usia kita sekarang adalah 25 tahunan dan kita baligh sejak usia 14, berarti sudah belasan Ramadhan kita lalui. Ratusan tarawih kita laksanakan dan entah berapa yang khusyu sepenuhnya? Jika kita tanyakan satu pertanyaan lagi yang lebih spesial, mungkin kita akan semakin tertampar: selama hidup kita, apakah kita benar-benar telah mendapatkan Lailatul Qadar?



Ramadhan yang dilalui Rasulullah ï·º ternyata hanya sebentar saja, namun inspirasinya hidup untuk generasi yang hadir setelahnya. "Rasulullah ï·º berpuasa Ramadhan selama 9 kali", sebagaimana dikatakan Imam An Nawawi dalam Al Majmu', "sebab syariat puasa Ramadhan diperintahkan pada bulan Sya'ban 2 Hijriah, dan Rasulullah ï·º wafat pada bulan Rabiul Awwal tahun 11 Hijriah."



Dalam Ramadhannya Rasulullah ï·º, ada kisah kemenangan, ada cerita nyata kegemilangan, ada pula ujian, ada keteladanan tentang ibadah nan gigih dan kedermawanan yang berlimpah. Yaa Rasulallah, 9 kali Ramadhanmu menjadi model terbaik bagi bermilyar umatmu hingga 14 abad lamanya. "Rasulullah adalah orang yang paling sungguh-sungguh berbuat baik pada manusia", tutur Ibnu Abbas suatu hari, "dan beliau lebih sungguh-sungguh lagi melakukannya di bulan Ramadhan." (HR Al Bukhari)



Di Ramadhan pertama beliau ï·º, saat itu pulalah Allah berikan kemenangan besar pertama di Medan Badar. Tanggal 17 Ramadhan 2 Hijriah itu, Baginda Rasul ï·º dan ratusan sahabat Anshar serta Muhajirin membelah padang pasir, menghadapi ribuan tentara musyrikin Quraisy dan mendapat anugerah kemenangan nan nyata. Pertempuran Badar adalah peristiwa yang tak direncanakan sebelumnya, "tetapi Allah berkehendak melaksanakan suatu urusan yang harus dilaksanakan." (QS Al Anfal 42)



Di Ramadhan kedua Rasul ï·º (tahun 3 Hijriah), lahirlah cucu beliau bernama Al Hasan bin Ali sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Adz Dzahabi. Setelah Ramadhan, beliau ï·º memimpin Kaum Muslimin menghadapi musyrikin Quraisy yang dipimpin oleh Abu Sufyan dalam Pertempuran Uhud. Ya, peristiwa bersejarah ini terjadi pada 7 Syawwal, atau lebih sederhananya: hari keenam setelah Idul Fitri yang dirayakan Kaum Muslimin.



Ramadhan ketiga Rasulullah ï·º adalah waktu bagi beliau untuk fokus beribadah di Kota Madinah. Lebih berbahagianya lagi, saat itu keluarga Baginda Rasul ï·º semakin bertambah sejak lahirnya Al Husain bin Ali di bulan Sya'ban. Menurut beberapa riwayat, saat Ramadhan 4 Hijriah ini cuaca Madinah dan wilayah sekitarnya sedang sangat panas.



Pada tahun 5 Hijriah, (Ramadhan keempat Rasul ï·º) di awal bulan Ramadhan, Rasulullah ï·º baru saja pulang bersama sahabat-sahabat dari Ghazwah Bani Musthaliq. Saat itu rumah tangga Rasul ï·º diuji dengan peristiwa Haditsul Ifki, dimana Ibunda Aisyah difitnah telah berselingkuh dengan Shafwan bin Mu'atthal. Orang-orang munafik pun turut serta menggoreng isu besar-besaran. Namun pada akhirnya justru Allah-lah yang langsung mengklarifikasi fitnah tersebut dalam surat An Nur ayat 11 sampai 21.



Oh iya, para pakar Sirah Nabawiyah memperkirakan bahwa di Ramadhan keempat Rasul inilah pertama kalinya beliau ï·º beri'tikaf di 10 hari terakhir Ramadhan. Di tahun-tahun sebelumnya, Rasul pernah beriktikaf di 10 hari pertama, lalu 10 hari pertengahan.



(To be continued...)



Referensi:

1. An Nabi ï·º fi Ramadhan, Dr Abdul Hakim Unais

2. Ma'an Nabi fi Ramadhan, Dr Falih bin Muhammad bin Falih Ash Shaghir

3. Rawa'i As Sirah, Dr Aidh Al Qarni

4. Al Khulashah Al Baghiyah fi Tartib Ahdats As Sirah An Nabawiyah, Syaikh Wahid Abdussalam

Posting Komentar