Kitab Matan Tuhfatul Athfal Syair dan Terjemahan Karya Syaikh Al Jamzuriy

 

TUHFATUL ATHFAL


Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh...

Bagaimana sahabat Medan Dakwah kabarnya? InsyaAllah semoga dalam keadaan sehat dan tetap beriman. Sahabat, pada kesempatan kali ini. Redaksi Medan Dakwah akan memberikan sebuah Syair yang di sadur dari Kitab Matan Tuhfatul Athfal. Bagi sahabat sekali yang dari pondok pesantren, tentu saja sudah tidak asing lagi dengan kitab ini. 

sebagai informasi untuk yang di luar pesantren. Kitab Matan Tuhfatul Athfal adalah salah satu kitab nadzham (syair) yang wajib ada di pesantren pesantren. Seperti umumnya pesantren, selalu saja ada syair dan lagu untuk untuk memudahkan santrinya dalam memahami sesuatu.

Tuhfatul Athfal ini mengandung kaidah-kaidah dasar ilmu tajwid yang dirangkai dengan bait-bait syair yang indah, oleh karena itu kitab ini di beri judul Tuhfatul Athfal yang berarti “Senandung Anak-Anak”.

Pengarang kitab ini adalah Syaikh Sulaiman bin Hasan bin Muhammad Al Jamzuriy yang dinisbatkan pada Jamzur, yakni nama salah satu kampung di Mesir, dekat daerah Thanthaa.

Konon  penilis kitab ini lahir pada tahun 1160-an. Belajar ilmu tajwid dan qiroah (bacaan Qur’an) diantaranya dengan Syaikh Nuruddin Al Mihiy. Diantara karangannya adalah Matan Tuhfathul Athfal, Fathul Aqfal Fi Syarhi Tuhfatil Athfal, dan Fathurrahmaaniy fi Qiroatil Qur’an.

Selamat membaca dan bersenandung ria dengan syair syair ini. Dan jika anda merasa informasi ini bermanfaat, silahkan di share postingan ini ya.. 


Mukaddimah  

يَقُولُ رَاجِي رَحْمَةِ الْغَفُورِ ۞ دَوْمًا سُلَيْمَانُ هُوَ الْجَمْزُورِي

Berkata orang yang selalu mengharap rahmat sang Maha Pengampun, yaitu Sulaiman Al Jamzury

الْـحَمْـدُ للهِ مُصَلِّيًا عَلَى ۞ مُحَمَّدٍ وَآلهِ وَمَنْ تَلَا

Segala puji bagi Allah, Shalawat atas Muhammad beserta keluarga dan orang yang mengikutinya..

وَبَعْدُ هَذَا النَّظْمُ لِلْمُرِيدِ ۞ فِي النُّونِ وَالتَّنْوِينِ وَالْـمُـدُودِ

Dan setelah itu, ini adalah syair untuk orang yang menginginkanp masalah nun, tanwin, dan mad-mad

سَمَّيْتُهُ بِتُحْفَةِ الْأَطْفَالِ ۞ عَنْ شَيْخِنَا الْـمِيهِىِّ ذِي الْكَمَالِ

Aku beri nama Tuhfatul Athfal, dari guru kami, Al Mihiy yang mempunyai kesempurnaan

أَرْجُو بِهِ أَنْ يَنفَعَ الطُّلَّابَا ۞ وَالْأَجْرَ وَالْقَبُولَ وَالثَّوَابَا

Aku berharap kitab ini memberi manfaat para pencari ilmu, balasan, diterima, dan pahala


Nun Mati dan Tanwin - ﺍﻟﻨﻮﻥ ﺍﻟﺴﺎﻛﻨﺔ ﻭﺍﻟﺘﻨﻮﻳﻦ

لِلنُّونِ إِنْ تَسْكُنْ وَلِلتَّنْوِينِ ۞ أَرْبَعُ أَحْكَامٍ فَخُذْ تَبْيِيْنِي

Nun jika mati dan tanwin memiliki empat hukum, maka perhatikanlah keteranganku

فَالأَوَّلُ الْإِظْهَارُ قَبْلَ أَحْرُفِ ۞ لِلْحَلْقِ سِتٍّ رُتِّبَتْ فَلْتَعْرِفِ

Pertama adalah Idzhar sebelum enam huruf tenggorokan yang tersusun, maka ketahuilah.

 هَمْزٌ فَهَاءٌ ثُمَّ عَيْنٌ حَاءُ ۞ مُهْمَلَتَانِ ثُمَّ غَيْنٌ خَاءُ


Hamzah, Ha’, ‘Ain, Ha, Ghain, dan Kho

 وَالثَّانِ إِدْغَامٌ بِسِتَّةٍ أَتَتْ ۞ فِي يَرْمُلُونَ عِنْدَهُمْ قَدْ ثَبَتَتْ

Kedua adalah Idgham yang memiliki 6 huruf yang terkumpul dalam kata: ﻳﺮﻣﻠﻮﻥ

 لَكِنَّهَا قِسْمَانِ قِسْمٌ يُدْغَمَا ۞ فِيهِ بِغُنَّةٍ بِـ:يَنْمُو عُلِمَا

Tetapi Idgham ada dua bagian, yang pertama dengan ghunnah, yang diketahui dalam kata ينمو

 إِلَّا إِذَا كَانَا بِكِلْمَةٍ فَلاَ ۞ تُدْغِمْ كـ:دُنْيَا ثُمَّ صِنْوَانٍ تَلَا

Kecuali jika dalam satu kalimat, maka jangan di idghomkan, seperti “ﺩﻧـﻴﺎ” dan “ﺻـﻨﻮﺍﻥ”

وَالثَّانِ إِدْغَامٌ بِغَيْرِ غُنَّهْ ۞ فِي اللَّامِ وَالرَّا ثُمَّ كَرِّرَنَّهْ

Yang kedua adalah idgham bighairi ghunnah yaitu untuk huruf lam dan ra, lalu getarkanlah

وَالثَّالِثُ الْإِقْلَابُ عِنْدَ الْبَاءِ ۞ مِيمًا بِغُنَّةٍ مَعَ الْإِخْفَاءِ

Ketiga adalah Iqlab yaitu ketika bertemu Ba, maka dibaca mim yang didengungkan serta disamarkan.

وَالرَّابِعُ الْإِخْفَاءُ عِندَ الْفَاضِلِ ۞ مِنَ الْـحُـرُوفِ وَاجِبٌ لِلْفَاضِلِ

Keempat adalah Ikhfa yaitu untuk sisa huruf yang wajib bagi orang yang mulia

فِي خَمْسَةٍ مِنْ بَعْدِ عَشْـرٍ رَمْزُهَا ۞ فِي كِلْمِ هَذَا البَيْتِ قَد ضَمَّنْتُهَا

di lima belas huruf, yang tadanya di kalimat-kalimat bait ini, yang telah aku susun:

صِفْ ذَا ثَنَا كَمْ جَادَ شَخْصٌ قَدْ سَمَا ۞ دُمْ طَيِّبـًا زِدْ فِي تُقًى ضَعْ ظَالِمَا


Mim dan Nun yang bertasydid - ﺍﻟﻤﻴﻢ ﻭﺍﻟﻨﻮﻥ ﺍﻟﻤﺸﺪﺩﺗﻴﻦ

.وَغُنَّ مِيمًا ثُمَّ نُونًا شُدِّدَا *وَسَمِّ كُـلاًّ حَرْفَ غُنَّةٍ بَدَا


Dengungkanlah mim dan nun yang bertasydid.. dan namakanlah kedua huruf tersebut dengan huruf ghunnah dan tampakkanlah


Mim Sukun - ﺍﻟﻤﻴﻢ ﺍﻟﺴﺎﻛﻨﺔ

18.وَالْمِيمُ إِنْ تَسْكُنْ تَجِي قَبْلَ الْهِجَا ۞ لاَ أَلِفٍ لَيِّنَةٍ لِذِي الْحِجَا

Jika Mim sukun itu terletak sebelum semua huruf hijaiyah selain alif layyinah (alif sukun) bagi orang yang berakal

 19.أَحْكَامُهَا ثَلَاثَةٌ لِمَنْ ضَبَطْ ۞ إِخْفَاءٌ نِادْغَامٌ وَإِظْهَارٌ فَقَطْ

Hukumnya ada tiga saja bagi yang menetapkannya.. yaitu Ikhfa, Idgham, dan Idzhar

20.فَالْأَوَّلُ الْإِخْفَاءُ قَبْلَ الْبَاءِ ۞ وَسَمِّهِ الشَّفْوِيَّ لِلْقُرَّاءِ

Pertama, Ikhfa yaitu ketika huruf Ba (didahului mim sukun).. Ahli Qiroah menyebutnya Ikhfa Syafawy

21.وَالثَّانِ إِدْغَامٌ بِمِثْلِهَا أَتَى ۞ وَسَمِّ إِدْغَامًا صَغِيرًا يَا فَتَى

Kedua, Idgham (dengan huruf yang sama yaitu bertemu mim juga) Namakanlah Idgham Shaghir (kecil) wahai pemuda..

22.وَالثَّالِثُ الْإِظْهَارُ فِي الْبَقِيَّهْ ۞ مِنْ أَحْرُفٍ وَسَمِّهَا شَفْوِيَّهْ

Ketiga, Idzhar, pada huruf-huruf sisanya.. dan namakanlah Idzhar Syafawi

23.وَاحْذَرْ لَدَى وَاوٍ وَفَا أَنْ تَخْتَفِي ۞ لِقُرْبِهَا وَالِاتِّحَادِ فَاعْرِفِ

Berhati-hatilah pada huruf Wa dan Fa karena kesamarannya (dengan ba).. karena kedekatan (fa) dan kesamaan makhraj (wa) maka kenalilah..


Lamnya Al dan Lam fi’il - ﻻﻡ ﺁﻝ ﻭﻻﻡ ﺍﻟﻔﻌﻞ

24.لِلَامِ أَلْ حَالَانِ قَبْلَ الْأَحْرُفِ ۞ أُولَاهُمَا إِظْهَارُهَا فَلْيُعْرَفِ

Hukum lam sebelum huruf-huruf (hijaiyah selain alif) itu ada dua; pertama dibaca idzhar (jelas) lam nya maka kenalilah..

25.قَبْلَ ارْبَعٍ مَعْ عَشْـرَةٍ خُذْ عِلْمَهُ ۞ مِنِ ابْغِ حَجَّكَ وَخَفْ عَقِيمَهُ

keempat belas huruf yang dibaca jelas, maka ambillah ilmunya dari kalimat berikut:

ﺍﺑـﻎ ﺣﺠـﻚ ﻭﺧـﻒ ﻋﻘﻴـﻤـﻪ2

26.ثَانِيهِمَا إِدْغَامُهَا فِي أَرْبَعِ ۞ وَعَشْـرَةٍ أَيْضًا وَرَمْزَهَا فَعِ

Kedua, dibaca idgham yaitu melebur (lam nya tidak dibaca, tetapi langsung dibaca hurufnya) yang juga 14 huruf dengan rumus:

27.طِبْ ثُمَّ صِلْ رُحْمًا تَفُزْ ضِفْ ذَا نِعَمْ ۞ دَعْ سُوءَ ظَنٍّ زُرْ شَرِيفـًا لِلْكَرَمْ

ﻃﺐ ﺛﻢ ﺻﻞ ﺭﺣﻤﺎ ﺗﻔـﺰ ﺿﻒ ﺫﺍ ﻧﻌﻢ ﺩﻉ ﺳـﻮﺀ ﻇﻦ ﺯﺭ ﺷﺮﻳـﻔﺎ ﻟﻠﻜـﺮﻡ

28.وَاللَّامَ الُاْولَى سَمِّهَا قَمْرِيَّهْ ۞ وَاللَّامَ الُاْخْرَى سَمِّهَا شَمْسِيَّهْ

Lam pertama disebut alif lam qomariyyah.. Lam kedua disebut Alif lam Syamsiyyah

29.وَأَظْهِرَنَّ لاَمَ فِعْلٍ مُطْلَقََا * فِي نَحْوِ قُلْ نَعَمْ وَقُلْنَا وَالْتَقَى

Adapun lam fi’il semuanya secara mutlak dibaca jelas contohnya ﻗﻞ dan ﻗﻠـﻨﺎ dan ﺍﻟﺘﻘـﻰ

Mitslain, Mutaqaribain, dan Mutajanisain - ﺍﻟﻤﺜﻠﻴﻦ ﻭﺍﻟﻤﺘﻘﺎﺭﺑﻴﻦ ﻭﺍﻟﻤﺘﺠﺎﻧﺴﻴﻦ

30.إِنْ فِي الصِّفَاتِ وَالْـمَخَـارِجِ اتَّفَقْ ۞ حَرْفَانِ فَالْـمِثْلاَنِ فِيهِمَا أَحَـــــقّْ

Jika (pada dua huruf) Sifat dan Makhraj hurufnya sama, maka ia disebut Mitslain (Mutamatsilain)

31.وَإِنْ يَكُونَا مَخْرَجـًا تَقَارَبَا ۞ وَفِي الصِّفَاتِ اخْتَلَفَا يُلَقَّبَا

JIka makhrajnya (berdekatan) dan Sifat hurufnya berbeda, maka ia disebut Mutaqoribain

32.مُتْقَارِبَيْنِ أَوْ يَكُونَا اتَّفَقَا ۞ فِي مَخْرَجٍ دُونَ الصِّفَاتِ حُقِّقَا

Jika Makhrajnya sama, sifat huruf nya berbeda, maka ia disebut sebagai Mutajanisain

33.بـالْـمُتَجَـانِسَيْنِ ثُمَّ إِنْ سَكَنْ ۞ أَوَّلُ كُلٍّ فَالصَّغِيرَ سَمِّيَنْ

Kemudian jika awal semua jenis ini (Mitslain, Mutaqaribain, Mutajanisain) hurufnya sukun, maka disebut dengan Shaghir.

34.أَوْ حُرِّكَ الْـحَـرْفَانِ فِي كُلٍّ فَقُلْ * كُلٌّ كَبِيرٌ وَافْهَمَنْهُ بِالْـمُثُـلْ

Dan jika kedua hurufnya berharokat pada semua jenis (Mitslain, Mutaqariain, Mutajanisain) maka disebut dengan Kabir dan fahamilah yang kabir itu dengan mengambil contoh (talaqqy)



Pembagian mad - ﺃﻗﺴﺎﻡ ﺍﻟﻤﺪ

35.وَالْـمَـدُّ أَصْلِيٌّ وَفَرْعِيٌّ لَهُ ۞ وَسَمِّ أَوَّلًا طَبِيعِيًّا وَهُو

Mad itu ada dua; Mad Ashly dan Mad Far’iy.. Mad Ashly disebut juga Mad Thabi’iy

36.مَا لَا تَوَقُّفٌ لَهُ عَلَى سَبَبْ ۞ وَلَا بِدُونِهِ الْـحُـرُوفُ تُجْتَلَبْ

Mad Thabi’iy itu tidak tergantung kepada sebab dan tidak pula ketiadaan huruf yang didapat

37.بَلْ أَيُّ حَرْفٍ غَيْرُِ هَمْزٍ أَوْ سُكُونْ ۞ جَا بَعْدَ مَدٍّ فَالطَّبِيعِيَّ يَكُونْ

Setiap huruf selain hamzah dan sukun yang datang setelah huruf mad (alif, waw,ya) maka ia adalah mad thabi’iy

38.وَالْآخَرُ الْفَرْعِيُّ مَوْقُوفٌ عَلَى ۞ سَبَبْ كَـهَمْزٍ أَوْ سُكُونٍ مُسْجَلَا

Kedua Mad Far’iy yang terjadi karena adanya sebab seperti adanya hamzah atau sukun secara mutlak.

39.حُرُوفُهُ ثَلَاثَةٌ فَعِيهَا ۞ مِنْ لَفْظِ وَايٍ وَهْيَ فِي نُوحِيهَا

Huruf mad ada tiga maka hafalkanlah.. dari lafaz “ﻭﺍﻯ” contohnya

ﻧﻮﺣـﻴـﻬﺎ

40.وَالكَسْـرُ قَبْلَ الْيَا وَقَبْلَ الْوَاوِ ضَمْ ۞ شَرْطٌ وَفَتْحٌ قَبْلَ أَلْفٍ يُلْتَزَمْ

Syarat nya harus senantiasa ada kasroh sebelum ya, Dhammah sebelum waw, dan fathah sebelum alif

41.وَالْلَِينُ مِنْهَا الْيَا وَ وَاوٌ سُكِّنَا ۞ إِنِ انْفِتَاحٌ قَبْلَ كُلٍّ أُعْلِنَا

Adapun Mad Layyin yaitu jika ada fathah sebelum huruf ya dan waw sukun


Hukum Mad - ﺃﺣﻜﺎﻡ ﺍﻟﻤﺪ

42.لِلْمَدِّ أَحْكَامٌ ثَلَاثَةٌ تَدُومْ ۞ وَهْيَ الْوُجُوبُ وَالْـجَـوَازُ وَالُّلزُومْ

Hukum Mad selalu ada tiga, yaitu Mad Wajib, Mad Jaiz, dan Mad Lazim

43.فَوَاجِبٌ إِنْ جَاءَ هَمْزٌ بَعْدَ مَدّْ ۞ فِي كِلْمَةٍ وَذَا بِـمُتَّصِلْ يُعَدّْ

Mad wajib terjadi jika ada hamzah setelah mad dalam satu kalimat yang bersambung (mad wajib muttashil)

44.وَجَائِزٌ مَدٌّ وَقَصْـرٌ إِنْ فُصِلْ ۞ كُلٌّ بِكِلْمَةٍ وَهَذَا الْمُنْفَصِلْ

Mad Jaiz itu boleh dipanjangkan (seperti mad wajib muttashil) boleh pula dibaca pendek (seperti mad thabi’iy) yaitu jika (mad dan hamzah) masing-masing dalam kalimat terpisah dan ini disebut mad jaiz munfashil. .

45.وَمِثْلُ ذَا إِنْ عَرَضَ السُّكُونُ ۞ وَقْفًا كَـتَعْلَمُونَ نَسْتَعِينُ

Contoh ini (mad munfashil yang boleh dibaca panjang atau pendek atau tawassuth/pertengahan) jika ada huruf yang disukunkan karena waqaf seperti ﺗﻌـﻠـﻤـﻮﻥ dan ﻧﺴـﺘﻌــﻴﻦ (Mad ‘Aridh Lissukun)

46.أَوْ قُدِّمَ الْـهَمْـزُ عَلَى الْـمَـدِّ وَذَا ۞ بَدَلْ كَـآمَنُوا وَإِيمَانًا خُذَا

Jika Hamzah ada sebelum mad, maka ini adalah mad badal contohnya ﺁﻣـﻨﻮﺍ dan

ﺇﻳـﻤﺎﻧﺎ

47.وَلَازِمٌ إِنِ السُّكُونُ أُصِّلَا ۞ وَصْلًا وَوَقْفًا بَعْدَ مَدٍّ طُوِّلَا

JIka sukun bersambung setelah mad baik secara washal atau waqaf maka ini adalah mad lazim


Jenis-jenis Mad Lazim - ﺃﻗﺴﺎﻡ ﺍﻟﻤﺪ ﺍﻟﻼﺯﻡ

48.أَقْسَامُ لَازِمٍ لَدَيْهِمْ أَرْبَعَهْ ۞ وَتِلْكَ كِلْمِيٌّ وَحَرْفِيٌّ مَعَهْ

Mad Lazim menurut ulama qiroah ada empat jenis yaitu mad lazim kilmiy dan mad lazim harfiy

49.كِلَاهُمَا مُخَفَّفٌ مُثَقَّلُ ۞ فَهَذِهِ أَرْبَعَةٌ تُفَصَّلُ

Setiap dari keduanya (kilmy dan harfy) itu bisa mukhaffaf dan mutsaqqal maka ini adalah pembagian yang empat[4]

50.فَإِنْ بِكِلْمَةٍ سُكُونٌ اجْتَمَعْ ۞ مَعْ حَرْفِ مَدٍّ فَهْوَ كِلْمِيٌّ وَقَعْ

jika sukun bersama huruf mad berkumpul dalam satu kata, maka terjadilah mad lazim kilmy

51.أَوْ فِي ثُلَاثِيِّ الْـحُـرُوفِ وُجِدَا ۞ وَالْـمَـدُّ وَسْطُهُ فَحَرْفِيٌّ بَدَا

apabila dijumpai ada tiga huruf dan ditengahnya itu adalah mad maka itu merupakan mad lazim harfiy

52.كِلَاهُمَا مُثَقَّلٌ إِنْ أُدْغِمَا ۞ مَخَفَّفٌ كُلٌّ إِذَا لَمْ يُدْغَمَا

Keduanya mutsaqqal jika di-idgham- kan dan mukhaffaf jika tidak di- idgham-kan

53.وَاللَّازِمُ الْـحَـرْفِيُّ أَوَّلَ السُّوَرْ ۞ وُجُودُهُ وَفِي ثَمَانٍ انْحَصَـرْ

Mad Lazim harfiy ada di awal surat dan hurufnya terkumpul dalam delapan huruf

54.يَجْمَعُهَا حُرُوفُ كَمْ عَسَلْ نَقََصْ ۞ وَعَيْنُ ذُو وَجْهَيْنِ والطُّولُ أَخَصّْ

Huruf ‘ain memiliki dua jalan (mad dan tawassuth) akan tetapi yang masyhur adalah memanjangkannya (mad).. Berkumpul huruf (mad lazim harfy) dalam kalimat ” ﻛﻢ ﻋﺴﻞ ﻧﻘﺺ”..

55.وَمَا سِوَى الحَرْفِ الثُّلَاثِيْ لاَ أَلِفْ ۞ فَمَدُّهُ مَدًّا طَبِيعِيًّا أُلِفْ

Dan apa yang selain huruf (mad) yang tiga selain alif, maka mad nya disebut mad thabi’iy..

56.وَذَاكَ أَيْضـًا فِي فَوَاتِحِ السُّوَرْ ۞ فِي لَفْظِ حَيٍّ طَاهِرٍ قَدِ انْحَصَـرْ

Begitupula pada ayat pembuka surat- surat Al Quran yang terkumpul dalam kalimat ” ﺣﻲ ﻃـﺎﻫﺮ “

57.وَيَجْمَعُ الْفَوَاتِحَ الْأَرْبَعْ عَشَـرْ ۞ صِلْهُ سُحَيْرًا مَنْ قَطَعْكَ ذَا اشْتَهَرْ

Berkumpul ke-empat belas huruf pembuka surat dalam kalimat ” ﺻﻠﻪ ﺳﺤﻴﺮﺍ ﻣﻦ ﻗﻄﻌﻚ ﺫﺍ ﺍﺷـﺘﻬﺮ “


Penutup - ﺍﻟﺨﺎﺗﻤﺔ

58.وَتَمَّ ذَا النَّظْمُ بِحَمْدِ اللهِ ۞ عَلَى تَمَامِهِ بِلَا تَنَاهِي

Telah selelasi nadzham ini dengan memuji nama Allah atas kesempurnaannya yang tak terbatas

59.أَبْيَاتُهُ نَدٌّ بَدَا لِذِي النُّهَى ۞ تَارِيخُهَا بُشْرَى لِمَنْ يُتْقِنُهَا

Bait-baitnya tampak serasi bagi yang berakal… Tanggal pembuatan (kitab ini) adalah “menggembirakan bagi orang yang menguasainya”[5]

60.ثُمَّ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ أَبَدَا ۞ عَلَى خِتَامِ الْأَنْبِيَاءِ أَحْمَدَا

Kemudian shlawat serta salam semoga selalu tercurah atas penutup para nabi, Muhammad

61. وَالْآلِ وَالصَّحْبِ وَكُلِّ تَابِعِ ۞ وَكُلِّ قَارِئٍ وَكُلِّ سَامِعِ

Atas keluarga, sahabat, dan para pengikutnya dan setiap pembaca dan pendengar Al Quran

Posting Komentar