Internasionalisasi Pelayanan Kesehatan, Ancaman atau Keuntungan ?

 


Rumah Sakit Asing Masuk ke Indonesia: Pro dan Kontra Dampaknya terhadap Layanan Kesehatan

Melansir dari CNBC Indonesia, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkapkan bahwa sejumlah rumah sakit asing akan masuk ke Indonesia. Rumah sakit ini berasal dari berbagai negara, termasuk Australia, Singapura, dan Amerika Serikat. Pengumuman tersebut disampaikan pada Rabu, 21 Oktober 2020, di mana Presiden Joko Widodo telah menyetujui program International Hospital yang akan dibangun di beberapa daerah besar, seperti Medan, Bali, dan Jakarta.

Masuknya Rumah Sakit Asing: Tantangan atau Peluang?

Masuknya tenaga medis dan rumah sakit asing ke Indonesia bukan sekadar wacana. Program ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan masyarakat Indonesia yang sering memilih berobat ke luar negeri, seperti Singapura atau Penang, Malaysia, di mana layanan medis dianggap lebih efisien dan berkualitas.

Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Luhut, beberapa rumah sakit internasional yang sudah diajak berinvestasi antara lain John Hopkins Medicine, Anderson Hospital, dan Mayo Clinic. Pemerintah berharap bahwa kehadiran rumah sakit asing ini dapat mendatangkan keuntungan dari sektor kesehatan dan pariwisata medis, sekaligus menekan kebiasaan masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri.

Namun, meskipun kebijakan ini terlihat menjanjikan dari sisi devisa negara, muncul beberapa pertanyaan penting mengenai keuntungan jangka panjang bagi rakyat Indonesia.

Dampak Positif dan Negatif dari Rumah Sakit Asing di Indonesia

1. Meningkatkan Standar Pelayanan Kesehatan Salah satu keuntungan utama dari rumah sakit asing adalah peningkatan standar pelayanan medis di Indonesia. Kehadiran rumah sakit dengan teknologi terkini dan tenaga medis profesional dapat membantu meningkatkan kualitas layanan kesehatan di dalam negeri. Namun, peningkatan standar ini belum tentu terjangkau bagi sebagian besar masyarakat Indonesia yang mayoritas berada di kelas menengah ke bawah.

2. Keterjangkauan Biaya Pengobatan Salah satu isu yang sering dihadapi masyarakat Indonesia adalah biaya pengobatan yang mahal di rumah sakit asing. Meski teknologi medis yang digunakan sangat canggih, biaya yang harus dikeluarkan untuk perawatan ini bisa lebih tinggi daripada biaya rumah sakit dalam negeri. Ini menimbulkan kesenjangan akses antara kelas sosial yang lebih tinggi dan kelas bawah.

3. Ketergantungan pada Investor Asing Sistem kapitalisme yang diterapkan dalam proyek rumah sakit asing ini bisa menjadikan layanan kesehatan sebagai komoditas. Alih-alih mengutamakan kesejahteraan rakyat, sektor ini mungkin lebih mementingkan keuntungan bisnis bagi investor asing. Hal ini bisa mengarah pada hilangnya kontrol pemerintah terhadap layanan kesehatan yang seharusnya menjadi tanggung jawab negara.

Alternatif Solusi: Peningkatan Kualitas Rumah Sakit Lokal

Meskipun rumah sakit asing dapat membawa keuntungan dalam beberapa aspek, banyak yang berpendapat bahwa solusi jangka panjang untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Indonesia terletak pada pengembangan rumah sakit lokal dan pendidikan tenaga medis yang berkualitas.

Pemerintah perlu lebih fokus pada peningkatan fasilitas kesehatan yang ada, serta penguatan sistem pendidikan kedokteran di dalam negeri. Dengan cara ini, Indonesia bisa mengurangi ketergantungan pada rumah sakit asing dan lebih mengutamakan keberlanjutan sektor kesehatan lokal.

Perspektif Islam dalam Layanan Kesehatan

Dalam sistem Khilafah, layanan kesehatan dianggap sebagai kebutuhan dasar yang harus dijamin oleh negara. Setiap warga negara, baik Muslim maupun non-Muslim, akan mendapatkan pelayanan kesehatan tanpa biaya. Negara bertanggung jawab sepenuhnya terhadap penyediaan jasa medis, obat-obatan, peralatan medis, dan sarana prasarana lainnya. Layanan kesehatan ini juga akan terjamin kualitasnya, tanpa bergantung pada pihak swasta atau investor asing.

Kesimpulan: Menyeimbangkan Kepentingan Rakyat dan Investor Asing

Keputusan untuk membuka pintu bagi rumah sakit asing di Indonesia memang bisa membawa dampak positif dalam hal kualitas layanan medis, namun ini harus diimbangi dengan pengawasan yang ketat agar biaya pengobatan tetap terjangkau bagi rakyat. Selain itu, untuk mencapai keberlanjutan jangka panjang, pengembangan rumah sakit lokal dan pendidikan tenaga medis yang berkualitas harus menjadi prioritas.

Dalam konteks Islam atau Khilafah, jaminan pelayanan kesehatan yang merata dan berkualitas harus menjadi tanggung jawab negara, bukan diserahkan kepada pihak swasta yang cenderung berorientasi pada keuntungan.

Referensi:

  1. CNBC Indonesia – "Luhut: Rumah Sakit Asing Akan Masuk ke Indonesia"
  2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – "Peningkatan Sistem Kesehatan Nasional"
  3. The Guardian – "Why Healthcare Should Be a Right, Not a Commodity"


LihatTutupKomentar