Medan Dakwah
Blog dakwah Islam yang menyajikan kajian Islami, doa-doa mustajab, kisah inspiratif, panduan hidup Muslim, serta info ekonomi syariah dan gaya hidup Islami terkini.

Menjadi Pengemban Dakwah di Tengah Tantangan Zaman

Menjadi Pengemban Dakwah di Tengah Tantangan Zaman
Menjadi Pengemban Dakwah di Tengah Tantangan Zaman

Menjadi Pengemban Dakwah di Tengah Tantangan Zaman

Dakwah hari ini bukan jalan yang mudah. Banyak tantangan, halangan, dan ujian yang datang silih berganti. Ada yang dihina, dicibir, bahkan ditinggalkan. Tidak sedikit pula yang mundur perlahan, lelah dan merasa sendiri. Tapi justru di titik inilah kita harus bertanya: "Kenapa aku memilih jalan ini?"

Maka di sinilah kita perlu memantaskan diri. Jalan ini memang tidak dijanjikan mulus, tapi Allah menjanjikan pertolongan-Nya bagi siapa yang ikhlas di atasnya. Kita perlu bersiap menghadapi tantangan yang lebih besar—baik terhadap jamaah dakwah maupun terhadap kita sendiri sebagai pengembannya.

Mengapa Memilih Jalan Dakwah?

Allah SWT berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ عَلَيْكُمْ أَنفُسَكُمْ ۖ لَا يَضُرُّكُم مَّن ضَلَّ إِذَا ٱهْتَدَيْتُمْ ۚ إِلَى ٱللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
" Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk." (QS. Al-Ma'idah: 105)

Ayat ini menegaskan pentingnya kita untuk tetap teguh dalam petunjuk Allah, meskipun banyak orang di sekitar kita menyimpang. Abu Tsa’labah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

"Hendaklah kamu sekalian menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah perbuatan mungkar sampai kamu melihat kebatilan ditaati, hawa nafsu diikuti, dan dunia diagungkan."

Kemenangan Tidak Ditentukan Jumlah dan Peralatan

Lihatlah bagaimana pesan Abu Bakar kepada Amru bin Ash: meskipun hanya punya dua ekor kuda dan bahkan harus berjalan di belakang onta, kemenangan tetap turun karena pertolongan Allah, bukan karena kekuatan materi semata.

Heraclius, penguasa Romawi, pun dibuat terheran-heran oleh umat Islam yang menang telak. "Mereka semua shalat malam, berpuasa di siang hari, menepati janji, dan saling menolong," begitu laporan dari pasukannya.

Dakwah Adalah Perjuangan, Bukan Formalitas

Allah menggambarkan orang beriman dalam QS An-Nur:37 sebagai mereka yang tidak lalai karena jual beli, selalu mengingat Allah, dan takut kepada hari kiamat. Kita pun harus punya peta hidup yang jelas, bukan berdakwah karena ikut-ikutan atau karena suasana. Dakwah itu visi hidup!

Tingkatkan Ketaatan, Bangun Kepribadian Islam

Dalam QS Al-Anfal ayat 1–4, Allah menyebutkan ciri-ciri kepribadian Islami: takut kepada Allah, bertambah iman saat mendengar ayat-Nya, tawakal, mendirikan shalat, dan berinfak. Itulah kualitas yang harus terus kita rawat dan perjuangkan.

Dakwah Butuh Kejujuran dan Keteguhan Hati

Bukan orang baperan, bukan pula orang yang mudah lelah atau menyerah. Tapi orang yang kuat hatinya, jujur niatnya, dan sabar langkahnya. Tidak menghitung-hitung pengorbanan, karena yang dituju bukan dunia, tapi ridha Allah.

Fokus pada Solusi, Bukan Saling Menyalahkan

Tantangan pasti ada, tapi dakwah bukan ajang menyalahkan satu sama lain. Jangan bawa ego, jangan larut dalam drama internal. Fokus kita adalah: bagaimana Islam sampai kepada umat. Dengan hikmah, dengan sabar, dan dengan strategi.

Penutup: Jangan Mundur, Allah Bersamamu

Jika kamu lelah berdakwah, istirahatlah, tapi jangan berhenti. Ingat bahwa ini jalan yang ditempuh para nabi. Kalau kamu ingin bersanding dengan mereka di akhirat, maka teruslah melangkah. Mungkin lambat, tapi tetap di jalan yang lurus.

"Dan siapa yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah dan mengerjakan kebajikan serta berkata: 'Sesungguhnya aku termasuk orang-orang Muslim.'" (QS. Fussilat: 33)

Semoga Allah kuatkan kita untuk terus berdakwah dengan ikhlas dan istiqamah. Aamiin.

Baca juga artikel lainnya di Kajian Islam »

Referensi:

Posting Komentar